Assalamualaikum... Selamat Datang di MTs Fathul Ulum, Poteran.

Akankah Kurikulum Merdeka Diganti? Bersamaan dengan Pergantian Menteri

Perubahan kepemimpinan di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sering kali membawa berbagai spekulasi tentang kebijakan pendidikan. Di tengah dinamika yang terjadi, muncul pertanyaan: akankah Kurikulum Merdeka, yang telah berjalan beberapa tahun ini, akan mengalami perubahan atau bahkan digantikan?

Untuk menjawab ini, penting bagi kita memahami beberapa poin kunci.

1. Visi dan Tujuan Kurikulum Merdeka

Sejak diperkenalkan, Kurikulum Merdeka didesain untuk membangun kompetensi siswa melalui pendekatan yang lebih fleksibel dan personal. Kurikulum ini memberi ruang bagi sekolah dan guru untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Harapannya, siswa tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki keterampilan hidup yang relevan di dunia nyata.

Kurikulum ini bertujuan untuk:

Mengurangi beban administratif bagi guru,

Memberi keleluasaan pada siswa dalam memilih mata pelajaran sesuai minat dan bakat, dan

Mengembangkan pembelajaran berbasis proyek untuk memperkuat nilai kolaborasi dan pemecahan masalah.

Dari sisi tujuan, Kurikulum Merdeka selaras dengan upaya menciptakan sumber daya manusia yang adaptif, kreatif, dan berdaya saing di era digital.

2. Apa yang Dapat Berubah dengan Pergantian Menteri?

Perubahan menteri sering membawa penyesuaian kebijakan, tapi tidak selalu berarti mengganti kebijakan yang sudah berjalan baik. Kurikulum Merdeka yang telah diterapkan secara bertahap di berbagai sekolah menunjukkan hasil yang cukup positif. Banyak guru dan sekolah yang mulai beradaptasi dan merasa terbantu dengan fleksibilitas kurikulum ini.

Namun, setiap menteri tentu memiliki pandangan dan prioritas tersendiri. Bisa saja terjadi evaluasi mendalam terhadap Kurikulum Merdeka, terutama untuk menilai sejauh mana efektivitasnya di lapangan. Jika memang ditemukan celah atau tantangan yang perlu diperbaiki, perubahan mungkin dilakukan dalam bentuk penyempurnaan, bukan penggantian secara total.

3. Tantangan dan Harapan ke Depan

Salah satu tantangan terbesar dari Kurikulum Merdeka adalah kesiapan tenaga pengajar dan infrastruktur di setiap daerah. Di kota besar mungkin sudah banyak yang siap, tetapi di daerah terpencil, masih ada tantangan dalam hal akses informasi dan teknologi.

Di sisi lain, dunia pendidikan tidak lepas dari tuntutan untuk selalu berkembang mengikuti zaman. Baik pihak pemerintah maupun masyarakat tentu berharap agar kebijakan pendidikan, termasuk kurikulum, tidak terus berganti, melainkan bisa disempurnakan untuk memastikan keberlanjutannya.

Apa Kesimpulannya?

Bicara soal pergantian kurikulum tidak hanya soal kebijakan semata, melainkan juga soal investasi jangka panjang untuk masa depan generasi. Mengganti kurikulum secara drastis setiap pergantian menteri akan menghambat perkembangan siswa, guru, dan sekolah yang sudah mulai beradaptasi.

Idealnya, Kurikulum Merdeka akan terus disempurnakan untuk menjawab kebutuhan siswa dan pendidikan yang relevan dengan tantangan zaman. Pergantian menteri bukan berarti harus mengganti kurikulum, melainkan memastikan bahwa arah pendidikan kita tetap terjaga dan berjalan ke arah yang lebih baik.

Jadi, mari kita tunggu langkah selanjutnya, seraya berharap agar kebijakan pendidikan tetap berfokus pada satu hal: menciptakan generasi yang siap menghadapi masa depan dengan bekal ilmu, keterampilan, dan karakter yang kuat.

0 Komentar